- Thursday, 16 Sept 2021
Hari ini pertemuan pertama perkuliahan Study in Alternative Assessment, mata kuliah ini disajikan di Dept. of Education and Learning Technology (DELT). Ini mata kuliah kedua yang saya ambil dari DELT. Sebelumnya saya ambil Digital Divide and Digital Opportunity. Semoga mata kuliah ini juga memberikan banyak insight untuk pengembangan kompetensi saya pada bidang TEP. Mata kuliah ini sangat berhubungan dengan topik riset terbaru saya yakni tentang Online Assessment. Dengan demikian semoga nanti riset saya lebih terbantu melalui mata kuliah ini. Pengampu mata kuliah ini adalah Prof. Pei Yi Lin. Profil publikasi akademiknya dapat ditelusuri melalui tautan Scopus dan Google Scholar. Riset fokusnya meliputi design thinking, dan knowledge building. Waktu pelaksanaan kuliah ini setiap Kamis, jam 09.00-12.00 di kampus Nanda
Agenda pertemuan pertama berupa orientasi perkuliahan, dan perkenalan masing-masing meliputi, nama, asal, bidang pendidikan, fokus riset, dan harapan dari kelas ini. Walaupun kelas ini disajikan dalam bahasa Inggris, namun karena banyak mahasiswa lokal yang membutuhkan penjelasan dalam bahasa mandarin, akhirnya professor mengkombinasikan untuk menyajikannya dalam bahasa Inggris dan Mandarin sebagaimana kelas-kelas yang lain. Bagi saya itung-itung menambah jam dengar bahasa Mandarin. Walaupun kadang perkuliahan jadi membutuhkan lebih banyak waktu dari yang biasanya. Karena professor akan menjelaskan materi dua kali. Hal ini sebagimana waktu saya mengikuti perkuliahan metode penelitian kuantitatif.
Pembagian tugas dan topik presentasi paper. Platform knowledge forum yang digunakan sebagai LMS. Minggu depan ada tugas untuk post minimal dua pendapat tentang topik kuliah minggu depan tentang trend international assessment yang akan disajikan oleh professor.
2. Thursday, 23 Sept 2021
Agenda hari ini dimulai dengan konfirmasi jadwal persentasi masing-masing mahasiswa sesuai jadwal yang telah dirancang pada pekan sebelumnya. Kemudian prof memberikan kuliah tentang international assessment. Di bagian awal prof menjelaskan tentang tujuan pendidikan dilihat dari perspeksi traditional maupun pada era pengetahuan. Pada era traditional tujuan pendidikan ada empat yakni contribute to the society, fulfill personal talents, fullfil social responsibilities, and carry tradition forward. Sedangkan pada knowledge era tujuan pendidikan antara lain knowledge era, participation in global economy, actualize potential with knowledge tools support, involeve and informed democratice decssion making, build identify from comparison for multiple cultures (Trilling & Hood, 1999).
Setelah itu kita diminta berkelompok untuk berdiskusi tentang keterampilan apa yang penting diajarkan pada knowledge era. Kami dibuat menjadi 3 kelompok, diminta berdiskusi selama 15 menit, kemudian memposting hasilnya di KF. Berdasarkan hasil diskusi kami, beberapa skill peting untuk diajarkan di era pengetahuan antara lain: “Our resume: 1. Creativity, 2. Critical thinking skill, 3. Collaboration, 4. Communication in local and global context, 5. Computing or ICT, 6. Cross cultural, 7. Learning self resilience, 8. Adaptive/flexibility to environtment, 9. Media literacy, 10. Leadership, and 11. Innitiative. Untuk menyiapkan siswa kita dapat bertahan dan beradaptasi dengan tuntutan pekerjaan yang belum ada saat ini maka kita harus memikirkan bagaimana siswa akan belajar secara lebih baik, adapun proses mengajar harus memiliki pengalaman yang kaya dan berbeda, sedangkan penilaian harus dapat mengukur apa yang paling penting untuk diukur.
Ada tiga jenis assesment dalam belajar, pertama assessment of learning untuk mengukur, mensetifikasi dan melaporkan capaian belajar siswa, berupa summative assessment. Yang kedua assessment for learning yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran, bentuknya dapat berupa portofolio, self assesment, learning journal. Ketiga Assessment as learning bertujuan untuk memberikan informasi tentang progress belajar siswa. Contohnya dinamic assement, authentic assesssment.
Setelah itu kami diminta untuk berdiskusi tentang perbedaan dari PISA, TIMSS, eTIMIS, PIRLS, ePIRLS sesuai dengan tugas yang telah kami posting pada KF. Prosesnya cukup menarik.
3. Thursday, 30 September 2021
Hari ini kami memasuki kuliah pekan ketiga, kami masih melakukan pembelajaran online, dan rencananya minggu depan kami akan bertemu secara tatap muka dikelas. Salah satu teman kelas kami tidak memutuskan untuk berhenti dari kelas ini karena masalah pembatalan penerbangannya, di samping itu beliau juga ternyata memutuskan untuk membatalkan rencana studinya dan memilih untuk mencari pekerjaan lain di negaranya (Thailand). Hari ini professor kembali meneruskan materinya tentang international assessment dan menekankan lebih rinci tentang framework masing-masing dari PISA, TIMSS dan PRILS secara rinci disertai contohnya.
Hari ini saya mengajukan tiga pertanyaan, pertama tentang kulaih professor yang menjelaskan assessment as learning, saya bertanya lebih dalam tentang bentuk pembelajaran dan integras assesemtn as learning, apakah AAL merupakan sebuah learning model/method? rupanya professor berpikir tidak demikian, lebih memandang ke assessment yang dirancang secara terintegrasi dalam model pembelajaran yang digunakan, dengan menekankan pada standarisasi kompetensi dari awal pembelajaran, standar tersebut dirancang secara bertahap dalam bentul levelisasi, seperti halnya model gamifikasi. Siswa akan belajar melalui berbagai model dan rancangan yang berorientasi pada pencapaian tujuan pada setiap level target yang ditentukan sejak awa.
Pertanyaan kedua tentang pengukuran literacy di kalangan mahasiswa perguruan tinggi, namun beliau memandang bahwa saat ini belum ada international assessment sebagaimana PISA, TIMSS, PIRLS yang dilakukan untuk siswa di sekolah. Sedangkan pertanyaan ketiga yakni tentang bagaimana membuat mutualisme learning experience pada anggota kelompok yang melakukan pembelajaran kolaboratif, karena sebagian peneliti melaporkan bahwa tidak selamanya setiap anggota akan mendapatkan pengalaman belajar dan hasil belajar yang sama, hal itu disebabkan perbedaan keterlibatan dan keaktifan siswa dalam proses kerja kolaboratif. Maka saran professor adalah untuk membuat rancangan kegiatan dan sub kegiatanyang emmastikan setiap siswa akan melakukan secara aktif, dan dilakukan self assesment dan peer collaborative.
Selanjutnya professor mengajak kami untuk melatih berpikir kreatif dengan menyediakan isu tentang bagaimana membuat barang-barang dari sumpit, masing-masing kami berdiskusi dan memposting di KF, kemudian mempersentasikannya di kelas utama. Pada bagian akhir, professor memberikan satu video untuk kami simak dan pelajari bagaimana para guru dan dosen merangkan pembelajaran yang integratif tematik. Cukup menarik contoh yang diperlihatkan dalam video tersebut.
4. Thursday, 07 October 2021
Hari ini kami memulai kuliah tatap muka perdana, di kampus nanda gedung baru ruang 316. Gedung yang sama dengan tempat saya kuliah semester lalu. Hanya berbeda ruangan. Hari ini ada 12 mahasiswa yang datang. Sepertinya ada satu yang tidak hadir, karena di siakad totalnya ada 13 mahasiswa yang mengambil. Agenda hari ini dimulai dengan pemutaran video yang minggu lalu sempat diputar, kemudian kami diminta mendiskusikan secara berkelompok berkaitan dengan dua pertanyaan pertama tentang bentuk pembelajaran yang dilakukan dan kedua bentuk assessment yang dapat digunakan. Kami melakukan diskusi dengan penuh antusias kemudian kami diminta mempersentasikan hasilnya.
Setelah itu professor membahas materi kuliah diambil dari artikel yang sudah disiapkan dari awal. Topiknya tentang oral assessment dengan judul lengkap Developing an adaptive tool to select, plan, and scaffold oral assessment tasks for undergraduate courses. Artikelnya cukup menarik, karena oral assessment dalam pembelajaran bahasa Inggris sering dipandang tidak adil untuk mahasiswa yang berasal bukan dari bahasa Ibu Inggris. Pada bagian tengah materi kami diberikan kesempatan untuk mengajukan pendapat tentang kelebihan dan kekurangan oral assessment. Setelah penyajian materi, professor memberikan kesempatan bertanya. Saya mengajukan dua pertanyaan, pertama tentang bentuk dan batasan pelibatan mahasiswa dalam proses assessment sebagaimana yang disebutkan penulis dalam naskah dan kedua tentang bagaimana mengukur validitas dan reliabilitas instrumen untuk bentuk oral assessment. Beliau menjawab bahwa untuk siswa pada konteks penelitian yakni mahasiswa program sarjana dapat dilibatkan dalam pengembangan instrumen dengan cara mensurvei bentuk penilaian dan bentuk penilaian yang mereka inginkan. Memang konteks ini tidak relevan untuk siswa pada sekolah dasar dan menengah pertama. Mungkin bisa saja dicoba pada siswa menengah atas atau sekolah vokasi.
Kemudian untuk pertanyaan kedua, beliau menjawab untuk mengetahui reliabilitas maka pengembang dan peneliti dapat melakukan uji coba instrumen pada beberapa kelas dan karakteristik subjek yang berbeda. Ketika ditemukan hasil yang berada para range yang normal maka kita dapat katakan instrumen yang dikembangkan telah memiliki reliabilitas yang baik. Sedangkan untuk mengetahui validitas, maka kita dapat melakukan beberapa tahapan seperti validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk, selain itu kita juga dapat meminta teman sejawat untuk memberikan masukan dan mengoreksi instrumen yang kita kembangkan.
5. Thursday, 14 Ocotober 2021
Hari ini professor pertama kali menjelaskan tentang back forward design dalam merancang sebuah model penilaian yang dikenalkan oleh McTigne and Wigins. Dalam model ini dijelaskan tiga tahapan utama dari model yang dirancang yakni identify the result desire yakni tujuan pembelajaran yang diharapkan dari suatu pembelajaran baik diharapkan oleh kurikulum pemerintah maupun sekolah. Tahap kedua adalah determine acceptable levels of evidence. Dalam proses ini guru merancang target bukti yang diharapkan dapat muncul dari siswa yang dapat dikumpulkan melalui kegiatan observasi, test, dan project, dan lain-lain, bisa juga dalam bentuk kuis, open ended, complex, authentic, dan lain-lain. Disinilah tahap penentuan jenis penilaian ditentukan. Sedangkan tahap ketiga adalah design activities that will make desired result happen. Ini tentang metode mengajar, urutan proses pembelajaran, dan materi pelajaran yang akan disajikan.
Agenda selanjutnya adalah diskusi untuk membuat contoh rancangan menggunakan backward model pada ontoh pembelajaran energy saving yang telah dilakukan minggu lalu. Kami berdiskusi untuk menentukan desire result, kemudian evidence and learning activity. Setelah kedua grup berdiskusi lalu kami mempresentasikan hasilnya di depan kelas.
Agenda berikutnya adalah presentasi paper dari kelompok satu dan dua. Kelompok satu membahas tentang equivalence between paper and pencil based test and computer based test. Sedangkan kelompok dua membahas tentang writing assesment. Setelah presentasi, kami diminta untuk berdiskusi membahas model asesmen yang banyak kami gunakan di masing-masing negara. Kebetulan mahasiswa di kelas berasal dari 5 negara yakni Taiwan, Indonesia, Hongkong, Singapure dan Vietnam. Kami dapat berbagi informasi tentang model asesmen yang paling banyak kami gunakan. Pembelajaran hari ini cukup menarik, karena kami dapat banyak pengalaman dan sharing ilmu baru dari teman kelas.
6. Thursday, 21 Ocotober 2021
Hari ini presentasi makalah dari Jenny yang mempresentasikan paper dengan judul: Dynamic Assessment of English Learners in the Content Areas: An Exploratory Study in Fifth-Grade Science . Presentasinya cukup komprehensif dan saya memiliki beberapa pertanyaan antara lain: what is the main diferent between DA and OA? apakah DA merupakan contoh assessment for learning or assessment as learning?. Setelah presentasi kami melakukan diskusi menggunakan tiga pertanyaan yang disediakan oleh presenter. Kami mendiskusikan apakah kami memiliki pengalaman dalam menggunakan DA, bagaimana tantangannya, kemudian pendapat kami tentang one on one interview, apakah itu efektif jika dilakukan dalam pembelajaran sehari-hari, dan pertanyaan ketiga tentang translanguage apakah dapat membantu mengatasi masalah belajar.
Selanjutnya ada pengayaan materi dari professor terhadap makalah minggu lalu dan minggu ini. . Ada tigas jenis tulisan yakni informative yakni untuk menginformasikan ide atau gagasan, expresive/ narrative and persuasive untuk mempengaruhi, menganalisis, menginisiasi, dan menyampaikan argumen melalui tulisan. Instructional approach maybe in prewriting, writing and postwriting. Writing assessment biasanya digunakan dalam bilingual langsung classroom. Dalam prosesnya kita dapat menggunakan self assessment, peer assessment (revise, learn to revise, revision skill), dapatjuga dilakukan dalam bentuk informal assessment seperti Q&A, parthner reading,class discussion, role-playing, branstorming.
Dinamic vs static assessment, dinamic lebih ke future development, dinamic bisa menjadi sebagai support of learning process, formative, menyediakan interaksi dan asistensi, sedangkan statis lebih ke product of the past/result of the learning process, tidak ada interaksi dan asistensi. Dinamic assessment diinspriasi oleh teori sociacultural dari Vygosky (interactionist approach) yangfokus pada qualitaitve, dan (Feuerstein, 2001) interventionst approach more ke quantitative assessment. Jenis-jenis umpan balik antara lain verification feedback, elaboration feedback, untuk merancang DA maka harus memiliki tujuan yang jelas, melibatkan tugas yang meaningfull, melibatkan analytic rating scale approach. Kelebihan dari DA adalah peningkatan motivasi dari scaffolding, menyediakan valid and proper analysis, memudahkan guru memberikan insight yang lebih dalam, mengembangkan insgh siswa untuk meningkat pengetahuan dan keterampilan. Kekurangannya waktu karena scoring bersifat individualize, sulit menemukan proper mediation.
7. Thursday, 28 October 2021
Hari ini kami mendiskusikan satu paper berjudul Taking a future perspective by learning from the past Asystematic review of assessment instruments that aim to measure primary and secondary school students’ ICT literacy. Paper ini dipresentasikan oleh Mrs Tina dan temannya. Penyaji menyiapkan PPT dengan sangat baik, lengkap dan jelas, Semua isi paper berupaya dibahas. Sehingga kami lebih mudah memahami isinya daripada membaca langsung papernya yang berjumlah 24 halaman. Paper ini mereview topik assessment instrumen untuk mengukur ICT literasy di SD dan SMP. Ada 66 hasil penelitian yang direviu berisi 38 paper tentang pengembangan instrumen. Mereka menggunakan Digcomp framework untuk menyusun item instrumennya yang terdiri dari informasi, komunikasi, keselamatan, pembuatan konten, problem solving, dan teknik operasional yang ditambahkan dari hasil review. Setelah presentasi kami mendiskusikan tiga pertanyaan yang dibuat penyaji, dan kemudian mempresentasikan hasilnya. Secara umum kuliah hari ini cukup menarik dan selalu seru karena kami menggunakan setengah waktu kami untuk berdikusi.
8. Thursday, 04 November 2021
Kuliah hari ini menyimak dan mendiskusikan artikel dengan judul A five-dimensional framework for authentic assessment. Artikel ini menjelaskan penelitian tentang penilaian otentik. Saya tertarik dengan paper ini karena masih berhubungan dengan tema rencana riset A saya. Dalam isinya penulis menjelaskan tentang perubahan paradigma belajar dari instructional ke personalized learning yang menekankan pada pembelajaran berbasis kebutuhan masing-masing individu. Peneliti juga menyoroti isu standarisasi proses belajar dan penilaiannya. Presenter memberikan kami 3 pertanyaan untuk menjadi bahan diskusi. Ketiga pertanyaan tersebut antara lain 1) List an educational goal that is important to you In your opinion, 2) what organization issue is of paramount importance for authentic assessment? 3) Do you agree that students should have part in authentic assessment?” (“A Five-Dimensional Framework for Authentic Assessment” by Turner Lam). Kami mendiskusikan di kelas sampai akhirnya waktu kuliah kami habis. Menurut saya ini salah satu mata kuliah yang sangat dominan berbasis kepada mahasiswa. Porsi sajian materi dari dosen relatif kecil, dan kami mengkonstruksi pengalaman belajar bersama. Hari ini juga ada presenter kedua yang merupakan kepala sekolah di Sunshine Elementary School, beliau mempresentasikan proyek akhir tahun siswa kelas 6 yang melakukan authentic assesment. Karena inovasinya sekolah tersebut mendapatkan penghargaan dari pemerintah dan mendapatkan dana yang besar. Hari ini dua kepala sekolah di kelas kami memberikan cemilan.
9. Thursday, 11 November 2021
Kuliah hari ini dimulai dengan presentasi dari dosen tentang authentic assessment. Mulai dari konsep karakteristik, prinsip, perbedaan dengan assessment yang konvensional dan proses pengembangannya. Secara authentic assessment menjadi pendorong pembelajaran atau perancangan kurikulum, bukan dikembangkan berdasarkan kurikulum yang ada. Selain itu AA juga lebih menitikberatkan pada HOTs dan melibatkan lebih banyak materi secara kontekstual. Dalam AA tujuan atau indikator penilaian dilakukan secara transfaran.
Agenda berikutnya presentasi paper dari Principal Chou Wenchouan dengan judul: Affective computing in education: A systematic review and future research. Artikel ini merupakan LR artikel tentang affective computing yang lebih banyak ke pengukuran sikap atau emosi dan perubahan mimik siswa secara komputasi. Affective assessment bertujuan untuk mengukur apa yang terjadi di dalam diri seseorang melalui perilaku yang tampak dari luar. Emotion dapat menjadi faktor kunci yang mempengaruhi belajar dan keterlibatan siswa. Paper ini ditulis menggunakan metode LR dengan menggunakan framework dari Kitchnham and Charters (2007) yang terdiri dari 6 tahapan. Saya pernah menggunakannya waktu menulis artikel yang sedang menunggu keputusan dari JCAL. Ada empat pertanyaan penelitian yang ditetapkan peneliti yakni trend dalam riset affective computing yang menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun, main research purposes in affective computing, ketiga main chanel for affective computing yang terdiri dari textual, visual, vocal, physiological, and multimodal chanels, and dimentional theories model berisi top 20 emotional states in education domain. Simpulan dari hasil penelitian ini bahwa AC research mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, mencari hubungan antara AC dengan motivasi, engagement, and learning achievement. walaupun telah banyak dilakukan riset AC dalam bidang social dan management, namun belum banyak yang menjelaskan secara spesifik pada subjeknya. AC dapat diklasifikasikan menjadi texttual, visual, vocal, and multimodals dan texttual paling banyak digunakan. AEQ (achievement emotional questionaire) yang paling banyak digunakan, dan integration textual dan visual paling banyak digunakan.
10. Thursday, 18 November 2021
Kuliah hari ini dimulai dengan pembahasan tentang affective assessment dari Profesor yang tertunda minggu lalu. Pembahasannya cukup komprehensif mengacu pada teori attitude dari Bloom yang terdiri dari Receiving, Responding, Valuing, Organizing and Characterization (RRVOC). Masing-masing memiliki turunan dan indikator untuk dijadikan rubrik ketika kita mau menilainya. Setelah itu ada persentasi paper dari salah satu teman kelas kami dengan judul: E-portfolio assessment in an online English language course. Paper ini menjelaskan tentang bagaimana e-portofolio riset dilakukan pada konteks calon guru bahasa Inggris di SD. Namun sayangnya hasil penelitian ini menimbulkan banyak pertanyaan, terutama karena tes hasil belajar siswa pada grup eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol. Sepertinya banyak faktor lain selain treatment yang dilakukan atau memang siswa pada kelas kontrol sudah memiliki prior knowledge yang lebih baik dari kelas eksperimen, hal itu juga terlihat dari hasil pre test dan post testnya yang lebih lebih baik. Seperti biasanya setelah presentasi kami berdiskusi dan menjawab 4 pertanyaan yang diajukan oleh presenter. Hari ini ada dua guru yang memberikan kami cemilan, semoga dibalas dengan kebaikan yang berlipat.
11. Thursday, 25 November 2021
Hari ini kuliah dimulai dengan presentasi dari dosen tentang penguatan materi minggu lalu tentang eportofolio termasuk menceritakan praktik pengelolaan data portofolio siswa di Taiwan untuk menyiapkan diri masuk ke perguruan tinggi. Cukup menarik membahas topik tersebut. Selanjutnya sesi dilanjutkan dengan presentasi dari Agnes Tsuo yang mempersentasikan salah satu paper tentang concept map dengan judul: An innovative concept map approach for improving students‘ learning performance with an instant feedback mechanism yang ditulis oleh para penulis dan peneliti terkemuka di beberapa negara. Secara umum paper ini menjelaskan tentang hasil riset berkaitan dengan concept map menggunakan interactive feedback mecanism. Sistem yang dikembangkan menggabungkan concept map dengan interactive feedback system. Dalam prosesnya siswa akan menjelaskan tahapan konsep map mereka dan akan mendapatkan feedback otomatis dari ahli dan dari guru.
Materi risetnya adalah tentang heart failure, dilakukan pda 81 siswa, 39 pada kelas experiment and 42 pada kelas control. Kelas experiment menggunakan sistem yang dikembangkan sedangkan kelas kontrol menggunakan concept map biasa tanpa ada interactive feedback system. Hasilnya menunjukkan bahwa kelas experiment mengalami peningkatan hasil belajar dan terdapat peningkatan yang signifikan berdasarkan hasil uji t. Semakin banyak siswa mencoba merevisi concept mapnya maka hasil belajar akan semakin tinggi. Peneliti juga mengukur persepsi dan sikap siswa terhadap pendekatan pembelajaran. Hari ini kami mendiskusikan tentang system dan penelitiannya, saya bertanya mengapa pre-test ditempatkan setelah traditional teaching, kami menyepakati hal itu dilakukan untuk menyamakan dulu pengetahuan awal mahasiswa. Namun yang menjadi menarik adalah penulis tidak mengukur perbedaan antara pre-test dan post-test karena mereka menggunakan jenis dan jumlah soal yang berbeda. Hasil post-test mengalami penurunan rata-rata dibanding dengan hasil pre-test. Pada sesi akhir kami mendiskusikan tiga pertanyaan sebagaimana yang diajukan oleh pembahas.
12. Thursday, 02 December 2021
Hari ini kami memulai perkuliahan dengan penyajian materi tentang concept map dari dosen, beliau menjelaskan apa itu concept map, bagaimana karakteristik dan prinsipnya, bagaimana cara memberikan skor pada concept map. Setelah itu kami mendiskusikan makalah berjudul: Effects of problem-based learning: A meta-analysis. Paper ini dipresentasikan oleh salah satu teman kelas kami. Paper ini cukup menarik karena mengukur effect size dari penggunaan PBL pada dimensi knowledge and skill. Kebanyakan penelitian dilakukan pada capaian pengetahuan dibandingkan skill. Beberapa jenis penilaian juga dijelaskan baik berupa essay, MCQ, simulation, oral, dan lain-lain.
Pada bagian akhir kami mendiskusikan empat pertanyaan yakni tentang mata pelajaran seperti apa yang tepat menggunakan PBL, contoh penggunaan PBL, cara menilai dan dimensi yang paling tepat menggunakan PBL. Minggu depan materi tentang adaptive computer test yang akan dipresentasikan oleh dosen. Minggu berikutnya jadwal saya yang presentasi tentang self assessment.
13. Thursday, 09 December 2021
Hari ini dosen memulai kuliah dengan memberikan pengayaan materi tentang problem based learning. Secara umum ada dua jenis yakni dalam konteks keterampilan rutin seperti dalam memecahkan materi harian, dan non routin (tacit knowledge) pada masalah ril dilapangan. fokus pada general cognitive proceses. Beberapa dimensi proses cognitive antara lain exploring and understandaing, planing and executing, monitoring and reflecting. PBL problem collaborative problem solving (shared understanding, taking action and team organisation).
Setelah ini kami melakukan field trip dan kunjungan ke sekolahnya salah satu teman kelas kami yang menjadi kepala sekolah di Sun sine school. Sekolahnya terdiri dari TK dan SD. Ada banyak hal menarik dari sekolah tersebut baik dari sisi desain bangunan, tata letak ruangan, konsep ruangan yang ramah lingkungan dan hemat listrik serta adanya bangunan tua yang menjadi ikon yang tidak dimiliki oleh sekolah lain. Selain itu grade siswa juga memiliki penamaan yang unik, bukan seperti sekolah pada umumnya dari 1-6. Setelah kembali ke kelas kami melanjutkan materi tentang computer dinamic adaptive test (CDAT) yang dipresentasikan oleh dosen. Minggu depan giliran saya untuk menjelaskan materi tentang self assessment.
14. Thursday, 16 December 2021
Perkuliahan hari ini kami habiskan melalui diskusi lanjutan dari soal nomor dua dan tiga yang disediakan oleh dosen dari minggu lalu. Setelah itu giliran saya yang mempresentasikan paper saya tentang topik self-assessment tepatnya berjudul: Australia’s National Assessment Programme rubrics: An impetus for self-assessment?. Saya menghabiskan waktu sekitar 1 jam untuk menyajikan materi dan mini workshop tentang self-assessment. Hari ini saya merangkan workshop mini self-assesment berkaitan dengan refleksi selama perkuliahan SAS. Buku dan paper bahan bacaan tambahan tentang Self-assessment dapat diakses melalui tautan berikut. Ada satu buku yang menarik untuk dibaca berkaitan dengan self-assessment berjudul: Enhancing learning through self–assessment. Setelah itu kami akhiri sesi kuliah dengan diskusi kelompok untuk menjawab 3 pertanyaan yang saya ajukan melalui KF dari tadi malam. Hari ini kami menikmati kuliah dengan sangat nyaman, karena beberapa teman kelas kami membawa makan, dan hadiah untuk kami. Ada yang sengaja membawa makanan khas Indonesia, seperti rangginang, gorengan teri, dan jenis roti serta ada yang membawa skin pomelo dan memberikan hadiah tas untuk belanja. Sangat menarik dan menyenangkan kuliah hari ini. Karena pada akhirnya saya dapat menyelesaikan secara utuh tugas ke 50 saya semester ini. Tersisa 10 tugas menanti yang lebih menantang dari perjalanan PHD semester 3 ini. Semoga diberikan kesehatan dan kelancaran.
15. Thursday, 23 December 2021
Hari ini kami mendiskusikan paper tentang rubrik berjudul: The use of scoring rubrics for formative assessment purposes revisited: A review yang dipresentasikan oleh Geofrey. Sangat menarik baik dari sisi penyiapan bahan tayang maupun presentasi serta diskusi kelompok. Secara umum rubrik adalah salah satu kelompok penilaian alternatif berlawanan dengan standarized test yang mendominasi dunia pembelajaran. Rubrik sangat baik dalam rangka membantu siswa belajar, menurunkan tingkat gelisah, meningkatkan transparansi, menambahkan umpan balik, students efficacy, dan mendukung self regulation. Selain itu ada beberapa type rubrik antara lain analytic, holistic, general dan task spesific. Di samping kelebihannya, rubrik juga memiliki beberapa kekurangan seperti menurunkan tingkat kreativitas siswa karena semua petunjuk sudah disajikan secara lengkap. Pada sesi diskusi kami membahas dua pertanyaan yang diajukan pembahas, kemudian salah satu teman kelas kami menyajikan contoh rubrik yang sudah beliau gunakan dalam pembelajarannya. Sangat menarik. Minggu depan kami lanjutkan materi dari professor. Sampai pertemuan ke 18.
16. Thursday, 39 December 2021
Hari ini kuliah kami dilakukan secara online menggunakan google meet dan KF, namun karena KFnya ada masalah, dan servernya sedang down akhirnya kami melakukan workshop design thinkingnya menggunakan google meet dan google docs. Hari ini professor mengajak kami untuk praktik design thinking, dimana pada awal sesi beliau menjelaskan materi tentang Learning Need Analysis (LNA). LNA merupakan salah satu tahap penting bagi para instructional designer termasuk guru dan dosen. LNA merupakan tahap analisis kebutuhan sebelum suatu program pembelajaran dikembangkan. Secara umum dalam merancang LNA maka ada tiga komponen utama yang harus diperhatikan yakni learners sebagai entitas utama, kemudian teachers dan environtment yang meliputi penyediaan sumber belajar. Learners berarti apa yang dibutuhkan siswa, untuk dapat mencapai mimpi dan cita-citanya atau menyiapkan mereka menghadapi masa depan. Teacher sebagai entitas yang memiliki target yang harus diajarkan kepada siswa dan lingkungan belajar juga sebagai komponen utama harus diperhatikan. Kita tidak dapat memaksakan kehendak di luar lingkungan belajar yang mendukung.
Dalam proses LNA kita juga dapat menggunakan framework ARCS yang berarti Attention, Relevance, Cognition and Satisfaction. Artinya learning design yang kita rencanakan harus memenuhi keempat prinsip tersebut. Setelah penjelasan materi, kemudian dosen menawarkan konteks dan situasi kelas bilingual, kami diminta mendiskusikan masalah yang muncul dalam kelas bilingual, kemudian diminta memilih tiga masa utama, lalu menawarkan solusinya dan menuliskan target harapan dari capaian hasil belajar terhadap solusi yang kita sajikan. Pada sesi berikutnya kami diminta untuk menganalisis masalah dengan topik Corona virus, kami diminta merancang pembelajaran yang berhubungan dengan corona virus, kemudian kami memilih subjeknya, merancang design aktivitas belajar sampai proses evaluasinya. Secara umum proses belajar hari ini cukup menaik. Kedua hasil workshop kami dapat diintip pada link ini dan ini. Minggu depan kami kembali bertemu dikelas untuk melakukan workshop design thinking secara tatap muka sekaligus perpisahan kelas karena pada pekan ke 18 kami tidak ada kelas dan langsung mengumpulkan final project.
17. Thursday, 6 January 2022
Kuliah hari ini melanjutkan aktivitas design thinking untuk mendesain bentuk assessment yang akan digunakan dalam konteks STEM learning. Kami diminta untuk merancang bentuk penilaian alternatif untuk topik yang kami pilih. Hari ini kami memilih topik tentang egg drop yang berhubungan dengan konsep gravitasi. Kami menggunakan tiga domain untuk diases antara lain knowledge, skill and psikomotorik. Melalui kegiatan oral assessement, rubric asessment and observation assessment. Kami berdiskusi dengan sangat intens, kemudian kami mempresentasikannya.
Hari ini dosen juga menjelaskan summary tentang materi diantaranya menejlaskan tentang hubungan antara cognition, observation and interpretation. Selain itu memperkenalkan office institutional research dari NCCU. Mereka memvisualisasikan informasi tentang kampusnya dengan konteks yang lebih mudah dipahami. Mereka mengikuti dan mencontoh salah satu kampus di Jepang. Sepertinya ini menarik jika nanti diterapkan di beberapa kampus di Indonesia.
Ketika kita akan merancang learning assessment design maka kita dapat mengajukan beberapa pertanyaan antara lain pengetahuan apa yang harus dikuasai oleh siswa, bukti apa yang akan diterima guru untuk menunjukkan capaian pengetahuan dan keterampilan siswa, bagaimana cara menganalisis dan menginterpretasikan bukti hasil belajar, dan tugas apa yang akan digunakan untuk menunjukkan performance siswa dan mengkomunikasikan pengetahuan mereka. Untuk itu kita dapat melakukan dengan menyatakan learning goals, current student knowledge, and action to close the gap. Ini sejalan dengan konsep analisis kebutuhan siswa, Agar pembelajaran yang kita lakukan sesuai dengan kebutuhan siswa.
18. Thursday, 13 January 2022
Pekan ke 18 adalah jadwal UAS, karena UASnya dalam bentuk pengumpulan tugas akhir, maka hari ini kami tidak ada tatap muka. Kami hanya diminta mengirimkan hasil final projectnya melalui email professor. Deadlinenya tanggal 20. Alhamdulillah saya dapat mengirimkan pada tanggal 16 Januari 2022. Walaupun belum sempurna, tapi saya pikir sudah layak untuk dikirimkan. Selain itu pada waktu yang sama, saya memiliki beberapa pekerjaan lain yang harus diselesaikan. Alhamdulillah tanggal 19 Januari nilainya sudah keluar dan dapat A+. Sebuah hasil yang layak sesuai dengan usahanya. Terima kasih untuk pengalaman berharga dari perkuliahan ini. Semoga ilmunya berkah bermanfaat, amin YRA.
Hsinchu, 19 Januari 2022