Awal pekan ini, tepatnya tanggal 20–22 Oktober 2025, saya mengikuti pelatihan Certified Risk Professional (CRP) yang diselenggarakan oleh PT Hutama Hanriz Indonesia di Ruang Rapat Graha Rektorat Lantai 3 Universitas Negeri Malang. Selama tiga hari penuh, dari pukul 08.00 sampai 16.00, kami diajak mendalami dunia manajemen risiko dari berbagai sudut pandang. Suasananya intens, tapi sangat menyenangkan karena materinya benar-benar relevan dengan tugas saya di bidang tata kelola dan pengawasan internal.
Pemateri utamanya adalah Dr. Agus Rahman Alamsyah, sosok luar biasa dengan sederet gelar dan sertifikasi profesional yang panjang. Beliau tidak hanya membahas teori, tetapi juga berbagi pengalaman nyata tentang bagaimana mengelola risiko di organisasi, terutama di perguruan tinggi. Pelatihan ini juga bekerja sama dengan LSP-PM dan BNSP, jadi selain ilmu, peserta juga berkesempatan untuk mendapatkan pengakuan profesional yang resmi.
Materi yang disampaikan sangat kaya dan terstruktur. Mulai dari konsep dasar Manajemen Risiko Perguruan Tinggi, berbagai standar seperti AS/NZA 4360, COSO, hingga ISO 31000:2018, sampai penerapan Risk Register menggunakan Excel. Tak kalah menarik, ada sesi khusus tentang Audit Internal Berbasis Manajemen Risiko yang dibawakan oleh Prof. Sugeng Soetejo dari Universitas Airlangga. Dari beliau, saya banyak belajar bagaimana proses audit bisa mendukung sistem pengendalian internal yang lebih kuat.
Yang paling saya rasakan dari pelatihan ini adalah betapa pentingnya manajemen risiko diterapkan bukan hanya sebagai kewajiban administratif, tapi sebagai bagian dari budaya organisasi. Diskusi-diskusi yang terjadi di kelas membuka pandangan baru bahwa risiko justru bisa menjadi sumber pembelajaran dan inovasi jika dikelola dengan baik. Setiap studi kasus yang dibahas terasa sangat dekat dengan kondisi nyata di kampus.
Bagi saya pribadi, tiga hari pelatihan ini bukan sekadar menambah sertifikat, tapi juga memperkaya cara pandang dalam menjalankan peran sebagai Ketua Bidang Tata Kelola dan Manajemen Risiko di Badan Pengawasan Internal UM. Banyak ide baru yang ingin segera saya terapkan agar sistem manajemen risiko di Universitas Negeri Malang semakin matang dan berdampak positif bagi seluruh sivitas akademika.