Pengalaman laporan akhir Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) di Padang

Menghadiri seminar dan monitoring–evaluasi akhir laporan penelitian Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) di Universitas Negeri Padang pada Rabu–Sabtu, 26–29 November 2025, menjadi pengalaman berharga dalam perjalanan riset saya. Acara ini diikuti oleh para dosen dan peneliti dari Universitas Negeri Malang (UM) serta perwakilan dari 24 PTNBH di seluruh Indonesia. Saya sendiri hadir sebagai mitra penelitian Prof. Deni Darmawan dari UPI Bandung, yang berkolaborasi dengan Dr. Cecep Kustandi dari UNJ dan Prof. Dr. Elizabeth dari Francis. Meski antusiasme tinggi, kondisi cuaca di Padang yang sedang kurang bersahabat—hujan hampir sepanjang hari dan beberapa titik banjir—cukup memengaruhi mobilitas peserta.

Kegiatan dimulai dengan seminar bersama Dirjen Minat Saintek Kemdiktisaintek. Sesi ini memberikan wawasan mendalam mengenai arah kebijakan riset nasional dan pentingnya penguatan kolaborasi institusional. Suasana seminar tetap berlangsung khidmat meskipun sebagian peserta datang sedikit terlambat akibat hujan deras dan genangan air di sekitar kampus. Paparan dari pihak kementerian menekankan urgensi produktivitas publikasi berkualitas serta peran kolaborasi lintas kampus dalam mendukung ekosistem riset Indonesia.

Setelah seminar, rangkaian acara dilanjutkan dengan presentasi laporan akhir dari berbagai kelompok riset RKI. Momen ini menjadi ajang evaluasi bersama tentang capaian setahun terakhir. Kelompok kami sebelumnya berkomitmen menghasilkan tiga artikel Q2 atau satu artikel Q1 top 5%. Namun alhamdulillah, capaian kami justru melampaui target: sepuluh artikel berhasil disubmit, tiga di antaranya telah diterima di prosiding Scopus, lima artikel masuk jurnal Q1, dan dua lainnya di jurnal Q2. Kondisi cuaca yang tidak mendukung tidak menyurutkan semangat kami untuk menyampaikan laporan dengan lengkap dan runtut.

Melihat capaian tersebut, saya merasakan kebanggaan tersendiri. Kerja keras tim sepanjang tahun terbayar dengan hasil konkret yang bahkan melebihi ekspektasi. Walaupun jadwal beberapa sesi sempat bergeser karena hujan lebat, diskusi yang berlangsung tetap produktif dan kaya masukan. Pertemuan dengan peneliti dari berbagai kampus juga memberikan wawasan baru tentang strategi publikasi, metodologi riset, dan pentingnya memperluas jejaring akademik.

Secara pribadi, kegiatan ini meninggalkan pengalaman riset yang sangat berkesan. Cuaca Padang yang kurang bersahabat memang menjadi tantangan tersendiri, namun tidak mengurangi nilai penting kolaborasi serta semangat berbagi pengetahuan. Saya belajar bahwa koordinasi tim, fleksibilitas dalam menghadapi situasi lapangan, dan komitmen untuk menghasilkan karya berkualitas adalah kunci keberhasilan riset kolaboratif. Semoga kolaborasi ini dapat terus berlanjut dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia.