Pengalaman Pertama Puasa Di Taiwan

Teman-teman, kali ini saya mau cerita pengalaman pertama puasa di Taiwan. Sebenarnya tidak terlalu istimewa sih, tapi ada teman yang bertanya melalui IG, jadi saya tulis saja sekalian untuk kenang-kenangan dikemudian hari.

Secara umum puasanya sama saja ya, lapar haha. Semua yang puasa pasti akan mengalami lapar dan dahaga. Walaupun mungkin tingkatannya berbeda. Bagi pekerja berat tentu lapar dan dahaganya lebih menantang dengan pekerja kantoran.

Puasa di Taiwan agak lebih lama dibandingkan Indonesia. Kami imsak jam 4 dan buka puasa jam 18.20 pada awal ramadhan, sedangkan menjelang akhir ramadhan lebih panjang lagi, karena waktu imsak jam 3.35 sedangkan jadwal buka jam 18.40an lebih. Namun sejauh ini, alhamdulillah masih terkendali dengan baik.

Tulisan ini dibuat tepat hari ke delapan puasa saya. Hari kedua puasa, sebenarnya saya ada undangan kunjungan museum bekas sekolah SD yang berdiri tahun 1923-1983.Di tempat itu kami belajar banyak hal, cerita selengkapnya nanti saya buat tulisan khusus tentang tempat ini. Adapun yang mau saya singgung disini adalah waktu kami kesini sebenarnya profesor ingin memberikan jamuan makanan, sayangnya saya sedang puasa. Beliau bilang kalau kamu memberitahu jadwal puasa kamu, kita bisa sesuaikan jadwal kunjungannya. Sungguh baik, tapi tak apalah, saya sudah menikmati kesempatannya.

Sepulang dari tempat itu, karena saya terlambat bis di Nanda, sedangkan jadwal seminar mepet, akhirnya saya putuskan jadwal kaki. Ini pengalaman menarik pertama ketika menjalani puasa disini. Untungnya cuaca tidak dengan terik matahari, sehingga perjalanan 55 menit dari Nanda Campus ke Main Campus masih bisa dijalani dengan santai. Sedikit ada rasa dahaga, tapi sesaat kemudian kembali aman.

Hal lain yang perlu saya ceritakan adalah soal makanan untuk buka dan sahur. Alhamdulillah soal makanan tidak ada masalah yang berarti. Setidaknya kami punya andalan Warung Bang Yana yang dengan baik hati mau memasak untuk kami. Karena jujur saja kalau tidak ada beliau, kami harus masak sendiri, mengingat tidak ada kantin atau warung makanan yang buka di waktu sahur. Sebenarnya Warung Bang Yana pun sama, kami hanya beli sore hari untuk buka dan sahur sekaligus.

Menariknya tiap Senin, dan Kamis ada masakan arab yang menyediakan masakannya dengan harga setengah dari yang biasa. Alhamdulillah ada hamba Allah yang dermawan. Namun jumlah menu yang ditawarkan terbatas hanya untuk 60 pemesan. Harus cepat pesannya agar tidak kehabisan.

Cerita lain tentang tarawih, alhamdulillah sejauh ini kami dapat secara rutin shalat tarawih berjamaah sejak tarawih pertama. Kami tarawih di ruang multi faith prayer room di asrama. Kebetulan lokasinya di lantai dua dekat dengan kamar saya. Setidaknya ada 5-7 sesama mahasiswa Indonesia yang ikut tarawih berjamaah. Jumlah raka’atnya ada yang 8 dan 23. Menyesuikan dengan kebiasaan dan kemauan masing-masing jama’ah.

Hari ke 5 kami melaksanakan buka bersama PPI Hsinchu. Acara ini sekaligus acara penyambutan mahasiwa baru angkatan 2020-2021. Acara ini dihadiri setidaknya 37 mahasiswa pada jenjang master dan doktor khususnya yang kuliah di kampus NTHU dan NYCU. Dalam acara ini juga dilaunching kembali study club yang pernah dilakukan para senior di kota ini.

Sepertinya itu cerita yang bisa saya sampaikan, mengenai shalat idul fitri sepertinya kami akan shalat mandiri di lokasi biasa tarawih, karena tidak tahu dimana lokasi yang akan melaksanakan shalat ied. Di Kota ini baru ada mushola, mungkin ini juga bisa jadi opsi untuk melaksanakan shalat ied. Tapi kita lihat saja nanti bagaimana ceritanya. Demikian semoga bermaanfaat dan semoga diberikan kesehatan untuk bisa melaksanakan puasa dengan lancar, amin YRA.