Jadi Panelis Acara Soft Launcing Doubel Degree S2 EdTech UM dan Goldsmith UK “Reshaping EdTech Roles in Indonesia Through Design”

Menjadi narasumber dalam sebuah panel internasional selalu menghadirkan perasaan campur aduk: bangga, antusias, sekaligus sedikit gugup. Begitu juga yang saya rasakan ketika mendapat kesempatan berbicara pada panel bertema “Reshaping EdTech Roles in Indonesia Through Design” yang diselenggarakan secara online melalui Zoom pada 10 September 2025, pukul 15.00–17.00 WIB. Panel ini menghadirkan para pemikir dan praktisi hebat di bidangnya, mulai dari Prof. Mike Waller dari Goldsmiths, University of London, Marcelina Dinda, M.A. dari Binar Academy, dan saya sendiri dari Universitas Negeri Malang, dengan Dr. Deka Dyah Utami sebagai moderator.

Format panel ini cukup menarik, karena moderator memberikan sejumlah pertanyaan pemantik yang kemudian dijawab oleh para narasumber sesuai perspektifnya masing-masing. Hal ini membuat diskusi berjalan dinamis, bukan sekadar presentasi satu arah. Saya merasakan bagaimana konsep panelis ini mendorong kami untuk saling melengkapi jawaban, sekaligus memperlihatkan keragaman pandangan dari dunia akademik, industri, maupun praktik pendidikan.

Dalam kesempatan tersebut, saya berbagi pengalaman tentang bagaimana desain pendidikan di Indonesia tidak hanya berfokus pada aspek teknologi, tetapi juga pada membangun ekosistem pembelajaran yang berpihak pada kebutuhan peserta didik. Saya menekankan bahwa desain EdTech harus dilihat sebagai sebuah proses kolaboratif, bukan sekadar produk akhir. Pendekatan ini, menurut saya, sangat penting agar inovasi yang dihasilkan benar-benar relevan dengan konteks lokal Indonesia.

Diskusi panel terasa hidup karena setiap narasumber membawa perspektif unik. Prof. Mike Waller berbicara dari sudut pandang akademisi global dengan pengalaman panjang dalam desain pendidikan, sementara Marcelina Dinda menghadirkan pandangan praktis dari industri teknologi dan pelatihan digital. Saya sendiri mencoba menjembatani antara dunia akademik dan praktik lokal di Indonesia, khususnya dalam mengembangkan EdTech yang kontekstual dan berkelanjutan. Menariknya, dari sekitar 90 peserta yang hadir, beberapa di antaranya juga menyampaikan minat mereka untuk mengikuti program double degree antara Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang dan Design Education di Goldsmiths, University of London. Hal ini menunjukkan antusiasme tinggi terhadap peluang kolaborasi internasional di bidang desain pendidikan.

Bagi saya, pengalaman menjadi narasumber di panel ini memberikan banyak pelajaran berharga. Pertanyaan-pertanyaan kritis dari moderator membuka ruang refleksi tentang tantangan nyata EdTech di Indonesia, mulai dari pemerataan akses hingga integrasi teknologi yang tetap humanis. Lebih dari sekadar berbagi ide, sesi ini membuat saya semakin yakin bahwa peran EdTech ke depan hanya bisa dibentuk melalui kolaborasi lintas disiplin dan lintas sektor. Panel ini menjadi ruang belajar bersama untuk merumuskan masa depan pendidikan digital Indonesia yang lebih inklusif.

Dokumentasi: https://drive.google.com/drive/folders/1P87i-Q_5iiKsqZBnYivJInpxLB_y9qhP?usp=sharing