Sharing Etika Penggunaan AI pada kegiatan PKKMB UM 2025 di FIP dan FT

Pada Selasa, 19 Agustus 2025, saya mendapat kesempatan untuk menjadi narasumber dalam rangkaian kegiatan PKKMB Universitas Negeri Malang. Ada dua sesi yang saya jalani hari itu, pertama di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) pukul 10.00–10.30 di Aula GKB D6, kemudian dilanjutkan pada pukul 14.32–15.02 di Fakultas Teknik (FT) bertempat di Gedung Sasana Krida UM. Topik yang saya bawakan adalah Etika Penggunaan AI dan Konten Digital di Media Massa dalam Konteks Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Tema ini terasa relevan sekaligus menantang, mengingat AI semakin dekat dengan kehidupan akademik mahasiswa baru.

Acara dimulai dengan pembukaan singkat oleh moderator yang memperkenalkan saya kepada ratusan mahasiswa baru yang memenuhi ruangan. Saya menyampaikan materi secara ringkas, mengingat durasi yang tersedia hanya 30 menit. Agar suasana lebih interaktif, saya memulai dengan sebuah kuis singkat untuk mengukur sejauh mana wawasan para mahasiswa tentang etika penggunaan AI. Ternyata antusiasme mereka sangat tinggi, banyak yang aktif menjawab meski pertanyaannya menuntut pemikiran kritis.

Kuis tersebut tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi jembatan untuk masuk ke inti materi. Saya menekankan bahwa penggunaan AI harus didasari pada prinsip etika akademik, menghindari plagiasi, fabrikasi, dan manipulasi data. Selain itu, saya juga mengingatkan pentingnya kesadaran digital saat mahasiswa memanfaatkan media sosial maupun platform publik lain. Karena konten digital tidak hanya sekadar arsip pribadi, tetapi bisa membentuk citra diri dan berdampak pada reputasi akademik maupun profesional di masa depan.

Salah satu momen menarik adalah ketika saya mengumumkan pemenang kuis, yaitu peserta dengan skor tertinggi. Sebagai bentuk apresiasi, saya memberikan sebuah buku yang saya tulis sendiri. Hadiah kecil itu membuat suasana semakin hangat, sekaligus menjadi simbol bahwa literasi dan etika digital adalah bekal penting bagi mahasiswa baru dalam menjalani perjalanan akademik mereka.

Meski sesi ini berlangsung singkat tanpa sesi tanya jawab, saya merasa pesan yang ingin saya sampaikan tersampaikan dengan baik. Dari ekspresi dan respon peserta, terlihat bahwa topik ini benar-benar membuka perspektif baru bagi mereka. Bagi saya pribadi, menjadi bagian dari PKKMB UM 2025 bukan hanya sekadar berbagi materi, tetapi juga kesempatan untuk menanamkan nilai penting tentang etika digital sejak awal mahasiswa menginjakkan kaki di dunia perkuliahan.