Malang, 26/10/2024. Dosen Teknologi Pendidikan (TEP) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Malang didapuk menjadi salah satu Keynote Speaker dalam Kegiatan Seminar Nasional Prodi PGSD Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta dengan tema” Peran Teknologi Pendidikan dalam Mendukung Keberlanjutan Pendidikan Dasar di Era Global”. Kegiatan seminar dilaksanakan pada Sabtu, 26 Oktober 2024 jam 08.00-12.00 WIB secara daring melalui platform zoom.
Kegiatan seminar nasional ini merupakan kegiatan seminar yang dilaksanakan oleh konsorsium 4 perguruan tinggi dan hostnya adalah Prodi PGSD FKIP UST. Seminar dimulai dan dibuka oleh MC kemudian sambutan dari Ketua Prodi PGSD Dr. Biya Ebi Paraheto, M.Pd, lalu sambutan pembukaan oleh dekan FKIP UST Dr. Siti Mariah MPd.
Dr. Ence menjadi pemateri pertama yang diberikan Waktu 45 menit untuk mempresentasikan materinya, topik yang diangkat yakni “How to become an ethical tech savvy learner and teacher in the digital era?”. Dosen TEP berasal dari Garut itu membahas 5 topik utama yakni konsep tech savvy sebagai soft skill, bagaimana mengukur tingkat tech savvy, konsep personalize and adaptive learning, profil pendidik di era digital dan Isu-isu etik dalam integritas akademik. Menurutnya materi ini penting untuk dibahas dalam rangka meningkatkan wawasan para guru dan calon guru serta pemerhati pendidikan SD untuk bisa beradaptasi dengan pembelajaran di era digital agar bisa bersaing dan berkompetensi secara global.
Selain itu dosen TEP lulusan doctor dari National Tsing Hua University (NTHU) Taiwan ini menyiapkan kuesioner singkat untuk diisi para peserta tentang bagaimana mengukur tingkat literasi teknologi sebagai modal dasar untuk bisa sukses belajar di era digital. Selanjutnya data hasil realtimenya langsung disajikan dan dibahas kepada para peserta. Secara umum hasil kuesionernya sebagaian besar responden berada pada level menengah ke advance, namun belum pada indicator mampu menguasai HTML dan CSS programming.
Pada sesi akhir, Dr. Ence membahas pentingnya perhatian pada isu etis dalam integritas akadeemik. Sekilas melaporkan hasil studi doktornya tentang temuan dari bentuk-bentuk ketidakjujuran akademik mahasiswa dalam konteks pembelajaran online. Selanjutnya memberikan panduan umum tentang bagaimana interaksi kita dengan AI untuk pembelajaran. Menurutnya, AI bisa menjadi sumber belajar untuk meningkatkan wawasan, juga bisa digunakan untuk membantu pengecekan kesalahan tata bahasa dalam tulisan, namun AI tidak dibenarkan digunakan menjawab soal ujian. Pada akhirnya Dr. Surahman berpesan untuk selalu jujur dan mendeklarasikan jika menggunakan AI dalam tulisan dan pekerjaan kita, serta menyarankan untuk bisa menjadi manusia yang otentik tanpa bergantung kepada AI.
Kesempatan menjadi narasumber kunci dalam seminar nasional ini merupakan salah satu bukti rekognisi atas kepakaran seorang dosen dan peneliti. Hal ini sejalan dengan agenda SDGs No 4 tentang pendidikan berkualitas. Semoga menjadi kultur positif untuk pengembangan profesionalisme dosen dalam pengembangan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mencerdasarkan anak bangsa.