Menata Pikiran Menjaga Konsistensi dan Meningkatkan Motivasi

Tulisan ini hadir dari ruang gelisah hati dalam beberapa hari terakhir terutama setelah kepulangan dari agenda liburan summer 2022. Jujur saja untuk kembali memulai apa yang telah direncanakan tidak semudah apa yang telah dilalui sebelum liburan. Ada fase stagnasi diri mungkin karena kebiasaan sewaktu liburan yang tidak bisa fokus pada pekerjaan riset. Akhirnya membutuhkan proses sistematis untuk kembali memompa semangat agar kembali ke jalur semula yang telah dilalui.

Studi PhD seperti kata mereka yang telah mengalaminya bukan hanya tentang kesiapan pengetahuan dan fisik, namun yang utama adalah mental dan motivasi yang terus menerus. Motivasi yang tidak menggebu-gebu namun hanya sesaat, melainkan motivasi yang secukupnya namun berkelanjutan. Motivasi didasarkan pada target tujuan, diatur dengan manajemen perencanaan yang matang, serta pengawasan terhadap target-target yang telah ditetapkan.Mungkin bisa juga muncul dari dorongan eksternal seperti keluarga, tempat bekerja atau lebih ampu sebenarnya pembimbing kita. Namun, tetap yang utama adalah dorongan dari diri sendiri yang disadari jawaban mengapa harus berjalan pada track dan target yang telah direncanakan.

Sepulang liburan summer kemarin target saya terdekat adalah menyiapkan semua kebutuhan untuk qualification exam yang terdiri dari kegiatan studi literatur yang masif dan mendalam, kemudian menyusun draf proposal, menyusun protocol instrumen penelitian, melakukan pengumpulan data, analisis data dan membuat laporan hasil untuk diseminarkan. Perlu diingat bahwa konsep dan praktik seminar proposal untuk mahasiswa PHD di Taiwan ini agak sedikit berbeda dengan yang saya tahu di Indonesia. Ketika seminar proposal kita harus sudah memiliki hasil penelitian minimal 60% dan sisanya 40% dapat dilanjutkan setelah seminar itu sendiri. Bahkan di beberapa departemen lain, seminar proposal hanya dapat dilakukan jika telah memiliki dua paper syarat lulus artinya penelitiannya sudah selesai hanya tinggal menyusun draft disertasinya. Bahkan ada yang lebih menarik bahwa ketika mau ujian disertasi, PhD Candidate tidak perlu lagi menyusun draft disertasi secara khusus, hanya cukup mengumpulkan artikel yang telah terbit dan itu yang diujikan. Sebenarnya konsep ini sudah mulai dijalankan beberapa kampus negeri di Indonesia hanya pada level sarjana. Mahasiwa tidak perlu menyusun naskah skripsi, cukup melakukan penelitian dan mempublikasikan hasilnya, artikel itulah yang harus diuji dalam sidang skripsi.

Apa yang saya lakukan untuk kembali membucahkan asa dan meningkatkan motivasi diri? salah satu yang saya lakukan adalah menulis di blog ini sebagai upaya menyadarkan alam bawah sadar saya. Selain itu saya dapat membaca kembali target-target saya di semester 5. Kemudian saya setiap hari secara konsisten membaca paper untuk mendalami studi literatur, selain itu saya mulai menyicil draft protocol penelitian. Targetnya 3 hari setelah tulisan diblog ini selesai, saya dapat merampungkan protokolnya dan mengkomunikasikan dengan pembimbing saya apakah sudah memadai untuk digunakan atau masih perlu beberapa penyesusaian. Jika sudah ok, maka proses selanjutnya adalah membuat angket online dan menyebarkannya untuk mencari data sebagai kebutuhan awal dalam menguji validitas, reliabilitas, normalitas data. Setelah hasilnya oke, maka saya dapat melanjutkan pada pengumpulan data yang sesungguhnya. Semoga semua yang direncakan dapat berjalan lancar.

Senin, 17 Oktober 2022
Di siang hari yang mendung, di kota Hsinchu yang berangin kencang sambil menunggu pesanan makan siang jam 12.44.